Langsung ke konten utama

Memperingati Dies Natalies Unsuri ke 39 yang penuh cerita yang tak akan terlupa





Memperingati Dies Natalies Unsuri ke 39 yang penuh cerita yang tak akan terlupa


            Pecinta Alam Universitas Sunan Giri Surabaya (PASUNG) mengadakan Ekspedisi pendakian 4 gunung dalam rangka Memperingati Dies Natalies Unsuri ke 39 dan memberikan ucapan selamat Wisudawan Wisudawati angkatan 2016, keempat gunung yaitu Gn. Arjuna (3.339 mpdl), Gn. Kembar 1 (2.500 mdpl), Gn. Kembar 2 (2.600 mdpl), Gn. Welirang (3.156 mdpl).

Pendakian kali ini di ikuti 8 orang terdiri 2 senior yaitu Rusli Rumalean (Ranting), Harjo Sumitro (Horor), 2 anggota biasa yaitu Muh.sahrudin (Pisau), Dwi Sri Widati (Kinco), dan 4 Anggota Lulus Diklat Andi Siswanto (Lunyu), Masruha ( Jhobo),Maya Febriana (Jhero),Abdul Salam (Jebol).


Sebelum berangkat kami Mengagendakan untuk upacara dan berdoa terlebih dahulu, Setelah itu kami berpamitan untuk berangkat ke Tretes, Di perjalan kami sedikit mendapat hambatan karena dua motor yang kami kendarai mendadak masuk lubang yang cukup dalam yang menyebabkan ban belakang 2 motor pecah.

Setelah mengganti ban dalam kamipun melanjutkan perjalanan ke pos perijinan jalur Tretes, Sesampainya di sana Horor dan Ranting mengurus administrasi sementara anggota yang lain mencari logistik, tepat pukul 01:00 kami memulai perjalanan ke pet bocor.

Sesampainya di Pet Bocor kami bagi tugas untuk mencari air karena kran yang  ternyata di kunci dan kami tidak bisa mengambil air,dengan usaha yang cukup lama kami berusaha membuka kunci kran dengan para rombongan pendaki lain yang juga sedang mencari air, dan akhirnya kami berhasil menbuka kunci dalam jangaka 1 jam, Setelah mengambil air kami menjalankan kewajiban terlebih dahulu terhadap tuhan yang maha esa.

 Subuh berlalu kamipun melanjutkan perjalanan ke Kop Kopan yang cukup menghabiskan tenaga, Tepat dhuhur kami telah tiba di Pos Kop Kopan dan langsung buka selter untuk masak siang dan istirahat sejenak, Seusainya masak nasi,sayur sop,telur goreng,krengsengan pindang,sambal bajak,kopi dan teh, Santapan kita lahap semua, Tak lupa kami ibadah sholat dhuhur terlebih dahulu, Setelah semua selesai kami prepare untuk menlanjutkan perjalanan le pos pondokan.
 
Di perjalanan menuju pos Pondokan salah satu anggota dari kami yang bernama Kinco terserang penyakit gunung yang menyebabkan dia pusing mual dan perut mules yang membuatnya tak berdaya untuk melanjutkan perjalanan ke pos Pondokan,di tengah perjalanan Ranting berinisiatif untuk buka tenda untuk tempat istirahat Kinco yang sudah tak mampu melanjutkan perjalanan.

Galau menjangkit seluruh anggota karana langit mulai gelap dan pos pondokan masih jauh, setelah berunding dan memutuskan untuk sebagian dari anggota melanjutkan perjalanan, Pisau, Lunyu, Jebol, Njobo, Njero, melanjutkan perjalanan ke Pos Pondokan sedangkan Ranting dan Horor menemani Kinco yang terbaring lemas.

Perjananan di lanjutkan dengan rasa berat karena meninggalkan anggota kami Kinco, Horor, Ranting yang harus ngecamp terlebih dahulu. 5 anggota melanjutkan perjalanan ke Pos Pondokan yang lumayan masih jauh, Udara pegunungan mulai terasa di langit gelap akan tetapi semangat kami masih membara untuk sampai ke Pos Pondokan, di tengah perjalanan para anggota mulai tumbang karena kecapekan dan angin malam yang semakin dingin.


Tenda pun kami buka, Sambil buka tenda kami bagi tugas untuk masak yang seharusnya itu adalah tugas Jhobo dan Jhero sebagai seorang wanita, Akan tetapi ke empat anak ini sudah terkapar yang sudah ingin tidur. Akhirnya hanya satu anggota yang  mampu untuk masak yaitu Pisau dan yang lain tidur, Selesai masak lanjut makan dan tidur sampai pagi.

Minggu pagi, kami bergegas bangun untuk ibadah sholat subuh setalah itu sarapan susu hangat dan roti tawar. Selesai itu kami harus bergegas packing karena matahari mulai memunculkan sinarnya. Setelah selesai packing kami melanjutkan perjalanan menuju Pos Pondokan. Di Pos Pondokan kami membuka shelter disebelah kiri jalur, sambil menunggu datangnya Ranting, Kinco, dan Horor. Kami membagi tugas untuk buka tenda dan masak. Alhamdulillah Kinco yang kemarin terlihat lemas kini sudah sehat.

Pada pukul 13.00, kami sudah selesai untuk buka shelter dan masak. Menu siang kali ini nasi, sayur bobor, bakso, krengsengan pindang, tempura dan sosis. Untuk minumnya kami membuat teh hangat dan kopi. Seusainya kami berdoa makanan langsung kami santap sampai tak tersisa.

Pukul 15.00 wib, kami berdiskusi menentukan kapan kita mulai ke summit, kesimpulan dari diskusi tersebut adalah pergerakan dimulai dari Gn. Welirang, Gn. Kembar 2, Gn. Kembar 1, lalu kami akhiri di Gn. Arjuna dan pergerakan akan dimulai pada hari Senin pukul 00.00 wib. Untuk mengisi kekosongan waktu kami bercengkrama dengan teman shelter sebelah yang berasal dari kelompok anak muda Jawa Tengah. Sebagian dari mereka berasal dari kota Solo, Jogja, dan Semarang.


Pukul 00.00 wib, Ranting membangunkan kita semua. Dan menyuruh kita mempersiapkan bekal serta keperluan untuk summit. Selesai prepare kami berdoa terlebih dahulu. Setelah itu kami mulai pergerakan ke Gn. Welirang terlebih dahulu. Perjalanan menghabiskan waktu ± 4jam, setelah itu kami mengabadikan moment dengan kamera.  Turun ke pertigaan antara jalur Gn. Kembar 2 kami di bingungkan oleh keadaan karena anggota kami yaitu Kinco mulai lemas lagi dan kamipun memutuskan untuk memecah rombongan. Kinco dan Lunyu dengan berat hati turun terlebih dahulu sedangkan sisa anggota akan melanjutkan perjalanan ke Gn. Kembar 2.


 Karena Gn. Kembar 2 tidak terlalu tinggi kami berhasil ke puncak dengan waktu ± 30 menit. Seusai mengabadikan moment kami melanjutkan perjalanan ke Gn. Kembar 1.



 Perjalan menuju Gn. Kembar 1 membutuhkan waktu ± 1 jam, setelah mengabadikan foto kami dibingungkan oleh jalur yang sudah tertutup akhirnya kami lewat jalur darurat walaupun berat karena jalur hampir 70o kami tetap bersemangat untuk melewatinya.

 Di pertengahan jalan kami beristirahat sejenak untuk sekedar menggoreng nugget dan membuat kopi untuk menemani kita saat istirahat. Selanjutnya kami meneruskan perjalanan ke puncak Gn. Arjuna sesampainya di pertigaan kami mulai ada masalah dan masalah lagi yaitu 2 anggota kami yaitu Jebol dan Horor mengalami kram dan tidak kuat lagi untuk melanjutkan ke puncak. Kamipun di buat galau dengan keadaan ini karena kami tidak mungkin meninggalkan 2 anggota kami di jalan dan kami memutuskan untuk turun ke shelter semua. 

Sesampainya di shelter kami beristirahat, masak, dan makan, waktu itu kami habiskan sampai hari Selasa pukul 06.00 wib. Karena Jebol dan Horor merasa tidak kuat untuk ke puncak Gn. Arjuna, 4 anggota yang berangkat yaitu Ranting, Pisau, Jobo, dan Jero. Dengan semangat yang menggebu kami dapat menggapai puncak dalam jangka waktu ± 3 jam. Karena puncak penuh dengan kabut dan sedikit gerimis kami membuat shelter kecil dari jas hujan.

 Kabut tak kunjung hilang hujan semakin deras serta petir datang menghampiri kami. Seusai mengabadikan moment kami berteduh di shelter salah satu pendaki dari malang yang lewat jalur Purwosari 1jam menunggu hujan reda kami berbincang dengan kakek tua yang tak membawa logistik dan perlengkapan camp. Setelah packing kami turun ke pondokan, akan tetapi cerita dimulai dari sini.



30menit turun kami mendengar suara teriakan minta tolong dari bawah, kamipun bergegas segera menghampiri mereka dan ternyata salah satu dari mereka sudah terkapar tak bernafas, 3 orang terkapar, dan 1 orang terlihat sehat. Setelah kami tanyai termyata mereka tersambar petir. Kejadian tersebut tepat di tengah hutan pinus yang mulai lebat oleh ilalang. Setelah kami tanyai dengan tanggap kami memberikan pertolongan ke 4 korban tersebut. Korban meninggal bernama Bintara Ferdiansyah dikondisikan oleh Ranting, 3 korban dikondisikan oleh Njobo & Njero sedangkan Pisau sibuk memotong batang pohon dengan menggunakan pisau kecil. Takut dengan keadaan 3 korban semakin memburuk Ranting memutuskan untuk menurunkan mereka terlebih dahulu dengan didampingi oleh Njobo & Njero. Sementara menunggu Pisau selesai memotong Batang pohon Ranting menutupi korban dengan jas hujannya. Setelah itu Ranting membuka HT untuk memberi informasi ke Pos Tretes tetapi ternyata Pos Tretes tak mempunyai Frekuensi, Ranting berinisiatif  untuk menghubungi Pos Gn. Penanggungan. Alhamdulillah tersambung oleh Pos 2 Gn. Penanggungan yang saat itu dijaga oleh Pak Yanto. 

Hujan turun Pisau & Ranting tetap menjaga jenazah tersebut sambil menunggu bantuan. 2 jam berlalu bantuan tak kunjung datang Rantingpun berfikir dengan keadaan kami sendiri yang mulai kedinginan,lapar, dan kecapekan kamipun memutuskan untuk meninggalkan jenazah tersebut. Dengan berat hati langkah demi langkah kami meninggalkan jenazah karena informasi bantuan tak kunjung ada. Perjalanan menuju Pondokan sekitar 1jam, takut Njobo, Njero dan 3 korban mengalami sesuatu Ranting lari dan berteriak untuk mengejar mereka. Sedangkan pisau dengan keadaannya yang mulai lemas hanya bisa berjalan perlahan. Tepat pukul 16.00 wib kami semua berada di shelter Pos Pondokan. Dengan hati yang menduka kami beristirahat, masak dan makan sambil menunggu bantuan dari tim SAR datang.


Hari berganti Rabu pukul 04.00 wib, Pisau mendengar mobil hartop dan ternyata itu rombongan dari SARSU. Pukul 06.00 wib bantuan relawan dari Pos Gn. Penanggungan yang berjumlah 8 orang yang dikomandoi oleh Cak Rul. Selesai sarapan kami mendapat bantuan dari anggota PASUNG yang baru datang yaitu Remot (Finsa M. Hakiki). Pukul 07.00 wib, Ranting, Horor, Remot yang berasal dari PASUNG bersama relawan dari Pos Pendakian Gn. Penanggungan mengevakuasi korban dengan menggunakan Dragbar, dengan semangat relawan kami bergegas menuju korban dan memasukkan korban dalam kantong mayat lalu menurunkan korban ke Pos Pondokan.



 Sesampainya di Pos Pondokan kami dan relawan Pos Gn. Penanggungan makan siang dengan menu bakso, krengsengan sosis pindang, telur goreng, mie goreng. Kami menghabiskan makanan. Selesai makan siang, relawan Gn. Penanggungan berpamit untuk turun terlebih dahulu. Setelah itu kami packing untuk turun juga. Tepat pukul 18.00 semua anggota PASUNG sudah berada di Pos Perijinan jalur Tretes. Kami bertemu dengan senior Ivan yang juga anggota SAR Mojokerto. Setelah itu kami pulang ke sekret tercinta dan disambut hangat oleh seluruh anggota PASUNG lainnya. 

Sekian cerita pengalaman dari kami, semoga lebih mengajarkan kita untuk berhati-hati saat melaksanakan ekspedisi selanjutnya.   




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makam di Pasar Dieng Gunung Arjuno

SEJARAH Konon, Arjuna pernah melakukan pertapaan di sebuah gunung dengan sangat khusyuk selama berbulan-bulan. Kemudian tubuhnya mengeluarkan sinar dan memiliki kekuatan yang luar biasa, hingga membuat Kahyangan kacau. Kawah Condrodimuko menyemburkan laharnya, bumi berguncang, petir menggelegar di siang hari, hujan turun dan menimbulkan banjir, dan gunung tempat Arjuna bertapa terangkat ke langit. Para Dewa yang khawatir, maka melakukan tindakan untuk menghentikan pertapaan dari Arjuna tersebut. Kemudian Batara Ismaya diturunkan ke bumi dengan menjelma menjadi Semar. Dengan kesaktiannya, Semar memotong puncak gunung tempat Arjuna bertapa dan melemparkannya ke tempat lain. Kemudian Arjuna terbangun dari pertapaannya dan mendapat nasehat dari Semar untuk tidak melakukan pertapaan lagi. Kemudian tempat pertapaan tersebut disebut Gunung Arjuna, dan potongannya diberi nama Gunung Wukir. Gunung arjuno adalah gunung yang terletak di Jawa Timur, tepatnya di d...

JENIS-JENIS GUA

JENIS-JENIS GUA Jenis-jenis gua ini ada beberapa macam yang dapat ditemukan di muka bumi ini. Baik alamiah maupun artifisial. Pembagian dari jenis-jenis gua tersebut adalah: A. Gua Alamiah. Gua ini terbentuk dari proses fisis kan kemis di alam. Gua ini memiliki bentuk yang sangat beragam. Gua alamiah ini antara lain berdasarkan batuan penyusunnya yaitu: a. Karst (Kapur) Bentuk akibat terjadinya peristiwa pelarutan beberapa jenis batuan akibat aktifitas air hujan dan air tanah, sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukanbatuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi dan pelarutan batuan tersebut. Gua karst yang terjadi dalam kawasan batu gamping adalah yang paling sering ditemukan (70 % dari seluruh gua di dunia). Diperkirakan wilayah sebaran karst batu gamping RRC adalah yang terluas di dunia. Gua karst lainnya terdiri dari gypsum (banyak di AS), halite / garam NaCl dan KCl (banyak di Rusia, Rumania, Hongaria) dan dolomite (banyak di Eropa Barat) b. G...

Bero an, Bandotan.... tanaman liar yg berkasiat obat

Bero an, Bandotan.... tanaman liar yg berkasiat obat.... jika luka ringan terbuka.. sayatan tergores, .... kunyah daun bandotan... tempel kan pada luka untuk menghentikan pendarahan ..... kecuali luka hati..