Langsung ke konten utama

MENDAKI GUNUNG; MENGASAH PRIBADI

MENDAKI GUNUNG; MENGASAH PRIBADI


Sebagaimana kata Ki Hajar Dewantara, bahwa seni itu sebagai penghalus budi pekerti. Dan orang-orang yang berkecimpung dalam dunia seni termasuk seni mendaki gunung, artinya mendaki gunung dengan menggunakan akal dan perasaan, dasarnya adalah kesenangan.
Mendaki gunung adalah kegiatan yang didasari karena kesenangan, dan apabila terus menerus ditekuni maka tidak lagi untuk kesenangan melainkan sudah menjadi kebutuhan.
Jika kebutuhan itu terus dipenuhi maka dengan sendirinya akan merubah sikap dan perilakunya. Seharusnya perubahan sikap dan perilaku tersebut adalah lebih baik bukan menjadi lebih buruk.
Melalui kegiatan mendaki gunung, kita akan mampu mengenali pribadi teman yang sebenarnya. Sebab, ketika kita mendaki gunung, beberapa karakter pribadi orang yang sebenarnya akan nampak karena situasi yang sedang dihadapi. Misalnya: Kelelahan, kedinginan, kehabisan bekal makanan atau air, terjebak badai, tersesat, mengalami musibah kecelakaan, ada teman yang sakit, atau bahkan karena gagal sampai ke puncak. Ada yang jujur/tidak jujur, ada yang setia kawan/ tidak setia kawan, ada yang egois/tidak egois, ada yang teliti/ceroboh, ada yang sombong/rendah diri, dll. Karena itu dengan kegiatan mendaki gunung, kita akan bisa lebih mengenal karakter pribadi seseorang yang sebenarnya.
Dengan mendaki gunung, paling tidak kita akan mampu mengetahui bahwa kita hanyalah seperti seekor semut yang merayap lamban di tengah luasnya hutan. Kita hanya mahluk biasa yang tak berdaya jika berada di alam bebas, tidur di tanah, minum air mentah, berlindung dari dinginnya udara, tak berdaya di tengah kabut atau tak berkutik jika tersesat dan kehabisan bekal. Itulah kita, manusia yang sebenarnya, tak berdaya di tengah alam, apalagi untuk melawannya. Lalu apalagi yang kita sombongkan, melawan alam saja tidak berdaya apalagi melawan kekuasaan sang pencipta alam. Demikianlah alam akan mengajarkan kepada kita ilmu tentang “ rendah diri dan tidak sombong”.
Jika ada seorang pendaki merasa sombong karena Ia telah merasa menaklukkan sebuah gunung atau ratusan gunung dengan mendaki sampai puncaknya, sesungguhnya Ia mendaki hanya mendapatkan rasa letih saja tidak lebih. Gunung adalah salah satu guru yang mengajarkan banyak ilmu kepada manusia, bagaimana bisa guru akan mengajarkan ilmunya jika muridnya merasa sombong terlebih dahulu?
Mendaki gunung hanya untuk kesenangan atau hobi itu tidak salah, tetapi alangkah baiknya jika kita mendaki gunung sekaligus belajar pada alam, yakni belajar tentang segala ilmu yang mungkin dapat diajarkan alam kepada kita. Kemudian, apabila kita sudah memiliki ilmunya maka kita bisa mengajarkannya kepada orang lain yang belum tahu. Dengan demikian, kegiatan mendaki gunung kelak akan menjadi sebuah kegiatan yang jauh lebih bermartabat dan lebih dihargai oleh orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makam di Pasar Dieng Gunung Arjuno

SEJARAH Konon, Arjuna pernah melakukan pertapaan di sebuah gunung dengan sangat khusyuk selama berbulan-bulan. Kemudian tubuhnya mengeluarkan sinar dan memiliki kekuatan yang luar biasa, hingga membuat Kahyangan kacau. Kawah Condrodimuko menyemburkan laharnya, bumi berguncang, petir menggelegar di siang hari, hujan turun dan menimbulkan banjir, dan gunung tempat Arjuna bertapa terangkat ke langit. Para Dewa yang khawatir, maka melakukan tindakan untuk menghentikan pertapaan dari Arjuna tersebut. Kemudian Batara Ismaya diturunkan ke bumi dengan menjelma menjadi Semar. Dengan kesaktiannya, Semar memotong puncak gunung tempat Arjuna bertapa dan melemparkannya ke tempat lain. Kemudian Arjuna terbangun dari pertapaannya dan mendapat nasehat dari Semar untuk tidak melakukan pertapaan lagi. Kemudian tempat pertapaan tersebut disebut Gunung Arjuna, dan potongannya diberi nama Gunung Wukir. Gunung arjuno adalah gunung yang terletak di Jawa Timur, tepatnya di d...

JENIS-JENIS GUA

JENIS-JENIS GUA Jenis-jenis gua ini ada beberapa macam yang dapat ditemukan di muka bumi ini. Baik alamiah maupun artifisial. Pembagian dari jenis-jenis gua tersebut adalah: A. Gua Alamiah. Gua ini terbentuk dari proses fisis kan kemis di alam. Gua ini memiliki bentuk yang sangat beragam. Gua alamiah ini antara lain berdasarkan batuan penyusunnya yaitu: a. Karst (Kapur) Bentuk akibat terjadinya peristiwa pelarutan beberapa jenis batuan akibat aktifitas air hujan dan air tanah, sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukanbatuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi dan pelarutan batuan tersebut. Gua karst yang terjadi dalam kawasan batu gamping adalah yang paling sering ditemukan (70 % dari seluruh gua di dunia). Diperkirakan wilayah sebaran karst batu gamping RRC adalah yang terluas di dunia. Gua karst lainnya terdiri dari gypsum (banyak di AS), halite / garam NaCl dan KCl (banyak di Rusia, Rumania, Hongaria) dan dolomite (banyak di Eropa Barat) b. G...

Bero an, Bandotan.... tanaman liar yg berkasiat obat

Bero an, Bandotan.... tanaman liar yg berkasiat obat.... jika luka ringan terbuka.. sayatan tergores, .... kunyah daun bandotan... tempel kan pada luka untuk menghentikan pendarahan ..... kecuali luka hati..