Berjalan lambat di atas tanah yang licin
Jalan setapak yang tak kunjung selesai
Kabut tebal memeluk tubuhku yang kurus
Beban di pundakku semakin berat
Kuhisap sebatang rokok dibawah pohon pinus
suara yang khas menjadi musikku
Sebotol air berputar dari mulut kemulut
Satu korban menjadi bahan bulian
Senja pun semakin pelan-pelan menghilang
Lampu senter sebagai senjata ampuh yang ampuh
Tenda sebagai rumah yang istimewa
Matras sebagai kasur yang empuk
Sliping bag sebagai selimut yang hangat
Sedikit berdoa sebelum mata ini terpejam
Tengah malam pun mata ini harus terbuka
Kompor kecil yang menghidupiku
Gelap, berjalan, menggigil, takut
Mental yang membuat kaki ini terus melangkah
Kulihat bendera merah putih sedikit sobek berkibar
Ini bertanda kita berada di tanah air
Bersujut sedikit meneteskan air mata
Ku sebut Tuhan ku di teriakan itu
By, Nggalek's Rock
Komentar
Posting Komentar