Langsung ke konten utama

BANYAK CARA UNTUK MELESTARIKAN HUTAN

BANYAK CARA UNTUK MELESTARIKAN HUTAN

Masalah kerusakan hutan merupakan persoalan yang bukan hanya bersifat lokal atau translokal, tetapi bersifat regional sampai global. Karena dampak yang ditimbulkan tidaklah main-main, seperti banjir, erosi, tanah longsor, kekeringan, punahnya berbagai spesies binatang langka, lahan menjadi tandus, banyaknya hewan-hewan liar yang mengganggu perkampungan penduduk, sampai masalah global warming dan masih banyak lagi. Dalam rangka sistem pencegahan (preventive) dan penanggulangan (repressive) yang dilakukan untuk itu, tidak akan efektif jika hanya ditangani melalui aspek fisik, ilmu pengetahuan dan teknologi, atau ekonomi saja. Tetapi solusinya adalah harus pula melibatkan dan mengintegrasikan semua aspek humanistis yang harus secara bersama-sama mengatasi masalah tersebut dengan cermat dan tepat. Maka dalam hal ini, peran ilmu-ilmu humaniora seperti sosiologi, antropologi, psikologi, hukum, kesehatan, religi, etologi, dan sebagainya sangat strategis dalam pendekatan persoalan lingkungan hidup.
Hutan merupakan salah satu bagian dari alam yang merupakan bentuk tata guna lahan yang lazim dijumpai di daerah tropis, subtropis, di dataran rendah maupun pegunungan, bahkan di daerah kering sekalipun. Yang mana hutan memiliki banyak fungsi, mulai dari fungsi klimatologis, hidrologis, sosiologis, biologis, dan ekonomis. Karena hutan bagian dari alam, maka pada hakekatnya manusia sangat membutuhkan hutan, untuk itu sudah sepatutnya manusia harus berhubungan baik dengan hutan, karena kehidupan manusia banyak tergantung pada hutan yang keduanya saling memberi dan menerima pengaruh besar terhadap satu sama lain.
Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem serta habitat manusia itu sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan tentang hubungan dengan alam akan berpengaruh bagi alam dan makhluk yang ada di dalamnya. Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan alam ini. Karena manusia memiliki tugas untuk menjaga alam demi menjaga kelangsungan hidup manusia itu sendiri dimasa yang akan datang.
Melestarikan Hutan
Hutan adalah paru – paru bumi yang mempunyai fungsi utama sebagai penyelenggara keseimbangan oksigen dan karbon dioksida serta untuk mempertahankan kesuburan tanah, keseimbangan tata air wilayah dan kelestarian daerah dari bahaya erosi.
Melihat kondisi hutan indonesia sekarang masuk pada fase sangat menghawatirkan dimana rata-rata di seluruh daerah, baik tingkat propinsi maupun kabupaten di Indonesia memiliki kondisi hutan yang sudah rusak, yang dikarenakan pelaksanaan pembangunan kehutanan yang semakin pesat.
Pelaksanaan pembangunan kehutanan yang pesat yang tidak memperhatikan dampak negatifnya tersebut menyebabkan struktur dan fungsi dasar ekosistem hutan berubah total, terjadinya beban sosial, dan pada akhirnya masyarakat dan pemerintahlah yang menanggung akibatnya. Maka dari itu, dampak pembangunan kehutanan harus dikendalikan sedini mungkin, sehingga dampak negatifnya pun dapat ditekan seminim mungkin. Dampak positif, sebaliknya, harus terus dikembangkan tanpa lepas dari landas wawasan lingkungan sebagai sarana untuk mencapai kesejahtraan generasi sekarang dan mendatang.
Berikut ini beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk melestarikan hutan, yaitu sebagai berikut:
1) Melakukan Reboisasi.
Kita dapat menanam kembali hutan – hutan yang sudah rusak, sehingga hutan akan tetap terjaga keberadaannya. Salah satu program dari reboisasi yang dilaksanakn di Indonesia adalah Program Pohon Asuh yang sudah bergulir sejak tahun 2005. Salah satunya adalah Taman Ekologi Pusat Sains Cibinong LIPI, konsep pada program tersebut adalah masing-masing individu, kelompok ataupun perusahaan bisa terlibat untuk menanamkan pohon di taman tersebut. Syaratnya pihak yang ingin berpartisipasi harus mengeluarkan biaya perawatan untuk satu tahun. Biaya untuk memiliki pohon asuh bagi individu atau anak sekolah sebesar Rp.50.000 per orang per pohon. Sementara biaya untuk perusahaan kecil, US$ 100 atau sekitar Rp. 980.000 per pohon dan US$ 1.000 (Rp. 9,8 juta) per blok yang berisi sekitar 50 pohon bagi perusahaan besar. Ir Sugiarti, anggota staf HUMAS Kebun Raya Bogor menuturkan bahwa Program Pohon Asuh sebagai upaya konservasi tanaman asli Indonesia. Dalam penanamannya, LIPI mengutamakan spesies yang memiliki nilai konservasi atau tumbuhan langka.
2) Menerapkan Sistem Tebang Pilih.
Pemerintah harus menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon. Hal ini dapat mengurangi penebangan hutan secara liar dan eksploitasi dalam jumlah besar – besaran
.
3) Menerapkan Sistem Tebang – Tanam.
System ini sangat berguna bagi pelestarian hutan. Sistem penebangan hutan yang kemudian diganti dengan menanam hutan yang telah ditebang agar hutan tetap terjaga keberadaannya.
4) Melakuakan Penebangan secara Konservatif.
Penebangan secara konservatif adalah penebangan dengan cara menebang pohon yang sudah tidak berproduktif lagi. Sehingga mencegah kemungkinan terjadinya penebangan pada pohon yang masih muda dan produktif.
5) Menerapkan Larangan Penebangan Hutan Secara Sewenang – wenang dan Memberikan Sanksi yang Berat Bagi Pelakunya.
Selain masyarakat yang harus menjaga kelestarian hutan, pemerintah juga harus ikut terlibat dalam pelestarian hutan. Yang mana pemerintah bisa ikut berpartisipasi dengan cara memberikan sanksi yang berat bagi para pelaku perusak hutan, yang bisa membuat mereka jera dan tidak melakukan kesalahan mereka lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makam di Pasar Dieng Gunung Arjuno

SEJARAH Konon, Arjuna pernah melakukan pertapaan di sebuah gunung dengan sangat khusyuk selama berbulan-bulan. Kemudian tubuhnya mengeluarkan sinar dan memiliki kekuatan yang luar biasa, hingga membuat Kahyangan kacau. Kawah Condrodimuko menyemburkan laharnya, bumi berguncang, petir menggelegar di siang hari, hujan turun dan menimbulkan banjir, dan gunung tempat Arjuna bertapa terangkat ke langit. Para Dewa yang khawatir, maka melakukan tindakan untuk menghentikan pertapaan dari Arjuna tersebut. Kemudian Batara Ismaya diturunkan ke bumi dengan menjelma menjadi Semar. Dengan kesaktiannya, Semar memotong puncak gunung tempat Arjuna bertapa dan melemparkannya ke tempat lain. Kemudian Arjuna terbangun dari pertapaannya dan mendapat nasehat dari Semar untuk tidak melakukan pertapaan lagi. Kemudian tempat pertapaan tersebut disebut Gunung Arjuna, dan potongannya diberi nama Gunung Wukir. Gunung arjuno adalah gunung yang terletak di Jawa Timur, tepatnya di d...

JENIS-JENIS GUA

JENIS-JENIS GUA Jenis-jenis gua ini ada beberapa macam yang dapat ditemukan di muka bumi ini. Baik alamiah maupun artifisial. Pembagian dari jenis-jenis gua tersebut adalah: A. Gua Alamiah. Gua ini terbentuk dari proses fisis kan kemis di alam. Gua ini memiliki bentuk yang sangat beragam. Gua alamiah ini antara lain berdasarkan batuan penyusunnya yaitu: a. Karst (Kapur) Bentuk akibat terjadinya peristiwa pelarutan beberapa jenis batuan akibat aktifitas air hujan dan air tanah, sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukanbatuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi dan pelarutan batuan tersebut. Gua karst yang terjadi dalam kawasan batu gamping adalah yang paling sering ditemukan (70 % dari seluruh gua di dunia). Diperkirakan wilayah sebaran karst batu gamping RRC adalah yang terluas di dunia. Gua karst lainnya terdiri dari gypsum (banyak di AS), halite / garam NaCl dan KCl (banyak di Rusia, Rumania, Hongaria) dan dolomite (banyak di Eropa Barat) b. G...

Bero an, Bandotan.... tanaman liar yg berkasiat obat

Bero an, Bandotan.... tanaman liar yg berkasiat obat.... jika luka ringan terbuka.. sayatan tergores, .... kunyah daun bandotan... tempel kan pada luka untuk menghentikan pendarahan ..... kecuali luka hati..