Larut malam bersama kopi hitam
Hening malam terlihat teman
sudah pada pulas bermimpi, ingin mengejar mimpi tapi tak sampai, mata ini tidak
bisa di pejamkan. Entah kenapa. Kelihatanya kelamaan tidur siang.
Kunyalakan sepeda motor, aku
keluar membeli satu bungkus kopi hitam, sebagai teman malamku. Kulihat di tas
kecil yang selalu melekat di pundak masih banyak di bungkus rokok. Cukup
sebagai teman sampai tidur.
Waktu menunjukan jam 00.00
WIB, di teras sendiri, sunyi dan semakin dingin. Dari pada fikiran ini
melayang kemana-mana inisiatif ambil pensil, penghapus, beberapa lembar kertas
hvs sisa skripsi. Mencari inspirasi dengan suasana seperti itu sangat
mendukung, ada dalam angan-angan aku sampaikan pada kertas putih ini. Coretan
tidak jelas walaupun tak nampak bagus tapi masih terbaca. Ya ini hasilku... Aku
tak sepandai pelukis handal tapi setidaknya aku mau belajar. Sedikit jenuh aku
sruput kopi sambil ku hisap rokok. Malam ini sebagai sahabatku. Kulihat lagi
jam tangan sudah 03.00 terlalu capat perputaran jam ini, tak terasa memang
kalau sedang fokus. Belum ngantuk sich tapi badan sudah mulai lelah. Kopi
tinggal sedikit, rokok masih setengah bungkus. Aku lanjut di lembar berikutnya,
sambil ku hisap rokok.
Sudah Lupa.............................................................................................................................................
Perut keroncongan..eh
ternyata sudah pagi menuju siang, kulihat jam tangan menunjukkan 09.30.
Ternyata aku ketiduran di atas Tas kecilku. Aku kebangun Cuma karena lapar,
seperti biasa pesan kantin sebelah, Buk...Penyet 1. Beberapa teman masih tidur,
sebagian ada yang sudah pergi nggak tau kemana, hari ini kan hari minggu,
Sudah sampai sini saja
ceritanya,
Kalau aku lanjut hari senin,
selasa, rabu, kamis, kepanjangan,
Komentar
Posting Komentar