Menatap Lilin dalam Kesendirian
Aku mungkin salah satu dari sebagian kecil orang yang mencoba memahami filosofi lilin dengan perspektif yang berbeda. Selama ini sebagian besar orang memahami lilin sebagai simbol filosofi hidup yang sia-sia. Hanya bisa menerangi sementara dirinya sendiri hancur. Lalu muncul statement jangan hidup seperti lilin.
Aku seperti biasa duduk sendiri dalam fikiran tak karuan dalam larut malam. Apakah ini hidup, untuk siapa hidup, bagaimana hidup ini, sambil menatap lilin yang aku nyalaka.
Lilin yang semula mati terus dinyalakan sama, seperti halnya kita di hidupkan sama Tuhan dan dilahirkan. Dalam hidup ini setikaknya bermanfaat bagi sekitar, sepeti lilin yang menyala dalam kegelapan. Sebelum kita habis meleleh dan mati.
Lilin, ketika dirinya sendiri meleleh habis terbakar setelah memancarkan cahaya menerangi kegelapan, sesungguhnya apa yang terjadi bukanlah suatu kehancuran. Melelehnya lilin itu pada hakikatnya adalah simbolisasi penyatuan jatidiri dengan pancaran cahaya yang keluar dari api yang membakar dirinya sendiri, itulah yang disebut sebagai puncak dari suatu hikmat pengorbanan yang tulus tanpa pamrih.
Aku mungkin salah satu dari sebagian kecil orang yang mencoba memahami filosofi lilin dengan perspektif yang berbeda. Selama ini sebagian besar orang memahami lilin sebagai simbol filosofi hidup yang sia-sia. Hanya bisa menerangi sementara dirinya sendiri hancur. Lalu muncul statement jangan hidup seperti lilin.
Aku seperti biasa duduk sendiri dalam fikiran tak karuan dalam larut malam. Apakah ini hidup, untuk siapa hidup, bagaimana hidup ini, sambil menatap lilin yang aku nyalaka.
Lilin yang semula mati terus dinyalakan sama, seperti halnya kita di hidupkan sama Tuhan dan dilahirkan. Dalam hidup ini setikaknya bermanfaat bagi sekitar, sepeti lilin yang menyala dalam kegelapan. Sebelum kita habis meleleh dan mati.
Lilin, ketika dirinya sendiri meleleh habis terbakar setelah memancarkan cahaya menerangi kegelapan, sesungguhnya apa yang terjadi bukanlah suatu kehancuran. Melelehnya lilin itu pada hakikatnya adalah simbolisasi penyatuan jatidiri dengan pancaran cahaya yang keluar dari api yang membakar dirinya sendiri, itulah yang disebut sebagai puncak dari suatu hikmat pengorbanan yang tulus tanpa pamrih.
Komentar
Posting Komentar