Langsung ke konten utama

Kearifan lokal

SANG LOCAL WISDOM ....
Kearifan lokal ...



Sebagian orang menanggapinya dengan cara negatip, karena seringkali dianggap berbau klenik. Penuh dengan cerita jan jin jun. Alam ghaib yang tak nampak, yang sekilas bahkan serba tak masuk akal. Lantas menganggapnya tidak lagi kompatibel dengan kemajuan sang jaman, yang serba instan, komputerisasi dan otomatisasi.
Sebagian yang lain melihatnya dengan cara berbeda. Cerita para orang tua, tidak ditelanjangi langsung melalui sang akal logika. Melainkan diserap, dimengerti lalu dipahami makna dalamannya. Tidak ansich kata perkata, layaknya kita menerangkan simbol-simbol, yang mencuat dari sejarah dan peradaban manusia itu sendiri.
Nak, ini magrib, ayo masuk rumah, nanti dibawa sama sandekala ... ibu berteriak teriak pada anak-anaknya. Nak, jangan jongkok dipintu, nanti jodohmu susah , begitu kata nenek. Nak, anak kecil tak boleh makan pisang paling sisi. Dan seabreg peringatan lainnya, yang semuanya dibungkus dengan kata bertuah, yaitu PEMALI ...
Di badui dalam lain lagi. Tak boleh mandi pake sabun, sikat gigi pake odol, jalan pake sandal. Tatkala dipertanyakan mengapa, jawabannya singkat saja ... itulah hukum alam, nu pondok tong ditumbu, nu panjang tong diteukteuk ( sunda, yang pendek jangan disambung, yang panjang jangan dipotong ) , alias apa adanya saja.
Mereka yang kadung sejak kecil hidup diperkotaan, termasuk generasi muda kita kebanyakan, pemali diatas jadi nampak menggelikan. Nonsense lah, tak masuk akal lah, tak ada bukti lah. Semua argumen itu berisi penolakan terhadap pandangan para orang tua, yang dianggap kolot dan ketinggalan jaman. Ini jaman modern pak bu nenek kakek. Bukan hidup dijaman kuda gigit besi, begitu kilahnya.
Kemudian abad berganti , dari 20 ke 21.
Pengetahuan berkembang cepat, teknologi semakin maju. Yang tadinya mustahil dan tak terbayangkan, perlahan menjadi lebih mudah untuk dipahami. Suka atau tidak, jaman modern telah bergeser ka post-modern. Paradigma fondamen keilmuan warisan jaman Newton, setelah 400 tahun mengusung peradaban modern yang berlandaskan pada pandangan materialisme, semakin bergeser. Seiring dengan postulat postulat keilmuan baru, yang ditemukan belakangan.
Ambil contoh ...
Dengan disahkannya teori kosmologi The inflationary dari Allan Guth cs., sebuah proses symmetri breaking, yang menjadi awalan bagi teori Bigbang dari George Gamow. Maka sahlah, bahwa disamping adanya alam materi (true vacuum) yang mampu kita inderawi, harus ada juga alam non-materi (false vacuum), alias alam yang tak kasat mata, atau alam gaib. Disamping adanya ruang materi, harus juga ada “ruang” kesadaran, yang bahkan menjadi super-domain bagi sub-domain alam materi.
Coba kita tes ...
Ambil secangkir air dingin dari kendi ( bejana air dari tanah liat ), juga ambil air dingin dari kulkas. Tanak nasi yang berasnya disimpan dalam .... dan beras yang disimpan dalam kosmos. Lalu masak dengan memakai aseupan seperti di kampung, dan magicjer layaknya diperkotaan. Mana yang lebih nikmat diminum dan dimakan ? ... air kendi atau kulkas, beras buleng atau kosmos, dimasak aseupan atau magicjer ?.
Air dari kendi terasa dingin dan “segar”. Beras dari buleng dan ditanak dengan aseupan, ternyata lebih “nikmat” untuk disantap.
Mengapa berbeda dalam “rasa” ?. Padahal air dan berasnya sama, demikian pula dengan nasi olahannya, sama persis tak ada yang beda. Apakah sang lidah jadi beda ?. Perasaan juga sama saja, karena lidah hanya mampu merasakan rasa pahit, manis, asam dan asin. Sementara segar dan nikmat lebih pada konteks AROMA, atau fungsi penciuman dalam hidung.
Lalu ilmu gizi juga berkembang. Air dan beras diatas , seperti juga kendi dan kulkas, buleng dan kosmos, ternyata memang berbeda. Ilmu gizi mulai bisa membedakan antara nutrisi dan kalori, yang nampak dan bisa dihitung, tapi juga ada elemen lainnya, yaitu enzima atau zeta-potensial. Yang membuat air kendi dan beras dalam buleng menjadi lebih segar dan nikmat, karena adanya faktor enzima. Bukan sekedar faktor kandungan nutrisi dan kalori belaka.
Enzima banyak hubungannya dengan ion-negatip, yang membuat tubuh dan kesadaran kita menjadi sehat. Gudang ion negatip adalah bumi, dalam hal ini berupa tanah liat. Sebaliknya enzima akan menjadi netral ketika disimpan dalam material yang mengandung banyak ion-positip, seperti aluminium contohnya. Enzima ini juga akan pudar ketika dipanaskan melebihi 70 derajat celsius.
Jadi ketika diperkotaan banyak bermunculan penyakit fisik dan kejiwaan, jangan jangan karena pola makan yang salah. Hanya memakan kalori dan nutrisi belaka, namun rendah dengan kandungan enzima ( junk food). Sebaliknya para penduduk pesisian, mereka mampu bersikap lebih arif, bijaksana, lebih iklas siap membantu sesamanya, bergotong royong. Karena kesadaran mereka dibantu oleh enzima, sesuai dengan pendekatan .... you are what you eat, for your body (gizi nutrisi), and your mind (enzima).
Dari sisi yang lainnya ...
Teori relatifitas dari Einstein menegaskan bahwa ruang-waktu tidaklah mutlak, melainkan bersifat relatif. Berbeda dengan pandangan materialisme newtonian yang memutlakan ruang-waktu. Karena tak mutlak, maka ruang-waktu bisa melengkung ( the curving universe ), bahkan terlipat, mirip lipatan gorden jendela, yang mirip huruf M atau W. Yaitu karena adanya kumpulan massa atau energi, dan gravitasi membuat ruang-waktu melipat.
Dihubungkan dengan faktor gerak kinetik, maka jelaslah, bahwa diantara dua yang lurus ( linier ) maka akan selalu dihubungkan dengan adanya daerah lipatan TRANSISI. Kaya sofa, bagian tempat duduk dan senderan, pasti ada transisinya dalam bentuk lipatan. Ruang waktu yang melipat, membuat segala sesuatu menjadi tak jelas, seperti kita memandang sesuatu diluar sana, melalui lipatan gorden, yang terlihat adalah samar-samar. Antara terlihat dan tidak, antara terang dan gelap, antara hitam dan putih, antara benar dan palsu. Sehingga memunculkan keraguan dalam diri kita, atas sebuah pandangan atau realitas.
Magrib, adalah masa transisi, peralihan antara siang dan malam. Ruang waktu terlipat, segala sesuatu menjadi tak jelas. Sudah sewajarnya orang tua menyuruh anak-anaknya untuk berlindung masuk kedalam rumah.
Pintu adalah transisi antara didalam dan diluar, juga daerah pelipatan ruang-waktu. Yang karena serba tak jelas, maka akan sulit untuk menentukan sebuah pilihan. Jodoh adalah diantara pilihan pilihan penting tadi.
Pisang paling pinggir, adalah transisi antara didalam dan siluar sisiran pisang. Biasanya ukurannya paling besar. Disana terdapat pula lipatan, sehingga tak baik untuk dikonsumsi anak-anak.
Sungai, jalan raya, adalah tempat dimana arus terjadi. Ada sesuatu yang bergerak dengan kecepatan dan percepatan tertentu ( air, kendaraan, orang dsb ). Kecepatan akan melahirkan gravitasi, layaknya anda akan merasakan terdorong kearah sandaran kursi, saat gas mobil diinjak melaju kencang. Gravitasi akan membuat ruang-waktu melipat. Wajar jika sungai dan jalan raya mesti dijaga keutuhannya, dan bukan ditambahi dengan kotoran dan polutan.
Yang pendek jangan disambung, yang panjang jangan dipotong, kata Jaro Cibeo badui dalam.
Sedang pandangan sistemik dari paradigma holistik di era post modern, juga dengan jelas menyebutkan .... Sebuah pandangan NILAI sistemik akan runtuh, ketika dipotong-potong, baik secara fisik maupun kerangka konseptualnya, kata Dewey & Bentley.
Sesuai pula dengan pandangan premis ke 6 dari Karl Pribram, yaitu karena .... nilai keseluruhan selalu lebih besar, dari sekedar penjumlahan bagian.
Waah kang, itu mah cocokologi atuuuh, enggak bisa begitu ...
Kata seseorang yang menolak pandangan pemali para orang tua ini.
Ya tidak apa-apa
Karena ada juga teman yang berbisik...
Bukan teu bisa,
Ngan teu bisa-eun ....
Yat Lessie

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makam di Pasar Dieng Gunung Arjuno

SEJARAH Konon, Arjuna pernah melakukan pertapaan di sebuah gunung dengan sangat khusyuk selama berbulan-bulan. Kemudian tubuhnya mengeluarkan sinar dan memiliki kekuatan yang luar biasa, hingga membuat Kahyangan kacau. Kawah Condrodimuko menyemburkan laharnya, bumi berguncang, petir menggelegar di siang hari, hujan turun dan menimbulkan banjir, dan gunung tempat Arjuna bertapa terangkat ke langit. Para Dewa yang khawatir, maka melakukan tindakan untuk menghentikan pertapaan dari Arjuna tersebut. Kemudian Batara Ismaya diturunkan ke bumi dengan menjelma menjadi Semar. Dengan kesaktiannya, Semar memotong puncak gunung tempat Arjuna bertapa dan melemparkannya ke tempat lain. Kemudian Arjuna terbangun dari pertapaannya dan mendapat nasehat dari Semar untuk tidak melakukan pertapaan lagi. Kemudian tempat pertapaan tersebut disebut Gunung Arjuna, dan potongannya diberi nama Gunung Wukir. Gunung arjuno adalah gunung yang terletak di Jawa Timur, tepatnya di d

Pondokan - Gunung Arjuno Welirang

Pondokan - Gunung Arjuno Welirang    Tempat ini Bernama Pondokan, yaitu tempat berteduhnya para penambang belerang gunung welirang, Setiap kita mendaki gunung arjuno-Welirang via Tretes pasti singgah di tempat ini, entah cuma sekedar istrahat ataupun mendirikan tenda. Para penambang belerang inilah pendaki sejati menurutku, karena mereka setiap hari naik gunung welirang dan turun dengan membawa beban 1 atau 2 karung belerang dengan gerobak,padahal jalanya berbatu yang dimana saya bawa cariel aja kesusahan,mereka menempuh perjalanan skitar 4 jam untuk naik dan 2.5jam untuk turu. kalau ke arjuna atau ke welirang cobalah untuk singgah dan bercengkrama dengan para penambang disini mereka cukup ramah, banyak pelajaran hidup yang saya dapat ketika berinteraksi dengan mereka. mereka naik pada hari senin, dan turun pada hari jum'at untuk bertemu keluarga, selama 5 hari tersebut mereka bertahan oleh dinginya udara gunung dan mereka naik turun gunung welirang, unt

JENIS-JENIS GUA

JENIS-JENIS GUA Jenis-jenis gua ini ada beberapa macam yang dapat ditemukan di muka bumi ini. Baik alamiah maupun artifisial. Pembagian dari jenis-jenis gua tersebut adalah: A. Gua Alamiah. Gua ini terbentuk dari proses fisis kan kemis di alam. Gua ini memiliki bentuk yang sangat beragam. Gua alamiah ini antara lain berdasarkan batuan penyusunnya yaitu: a. Karst (Kapur) Bentuk akibat terjadinya peristiwa pelarutan beberapa jenis batuan akibat aktifitas air hujan dan air tanah, sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukanbatuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi dan pelarutan batuan tersebut. Gua karst yang terjadi dalam kawasan batu gamping adalah yang paling sering ditemukan (70 % dari seluruh gua di dunia). Diperkirakan wilayah sebaran karst batu gamping RRC adalah yang terluas di dunia. Gua karst lainnya terdiri dari gypsum (banyak di AS), halite / garam NaCl dan KCl (banyak di Rusia, Rumania, Hongaria) dan dolomite (banyak di Eropa Barat) b. G