JUST FOR REMINDER ...
Sekarang Juni ...
besok juli, agustus dst., di sekolah adalah saat untuk penerimaan siswa dan mahasiswa baru. Momen yang juga disiapkan untuk menerima pendaftaran anggota baru, termasuk kegiatan ekstra kurikuler, bagi mereka yang punya minat berkegiatan di alam terbuka, yaitu grup sispala dan mapala.
Lalu sangat wajar, jika muncul banyak pertanyaan tentang kegiatan ini. Dari yang mulai sangat teknis, bahkan sampai pada tingkatan yang lebih substansial esensial. Tentu pertanyaan-pertanyaan tadi harus dijawab dengan cepat, tepat, akurat, relevan dan konsepsional. Terutama untuk menghindarkan mispersepsi yang ujungnya salah kaprah di semua sisi.
besok juli, agustus dst., di sekolah adalah saat untuk penerimaan siswa dan mahasiswa baru. Momen yang juga disiapkan untuk menerima pendaftaran anggota baru, termasuk kegiatan ekstra kurikuler, bagi mereka yang punya minat berkegiatan di alam terbuka, yaitu grup sispala dan mapala.
Lalu sangat wajar, jika muncul banyak pertanyaan tentang kegiatan ini. Dari yang mulai sangat teknis, bahkan sampai pada tingkatan yang lebih substansial esensial. Tentu pertanyaan-pertanyaan tadi harus dijawab dengan cepat, tepat, akurat, relevan dan konsepsional. Terutama untuk menghindarkan mispersepsi yang ujungnya salah kaprah di semua sisi.
Tulisan ini sengaja hanya untuk
mengingatkan pada kita semua, tentang tahapan prosesi, mengenai
substansi dari tiap materi, tentang wawasan mental dan kognitif yang
ingin dicapai. Sehingga muaranya adalah sejumlah program darma bakti,
demi sang ibu pertiwi. Sama sakali bukan untuk menggurui, namun untuk
mengingatkan kita kembali. Just for reminder only .
TAHAPAN DAN GARAPAN.
Think globaly but act localy, pengertiannya adalah berfikir jauh kedepan, namun bertahap serta tetap mengacu pada proses dalam pencapaian. Hal ini akan membuat tujuan di urai pada tahapan-tahapan prosesi, yang harus diikuti dengan konsisten dan konsekwen sesuai dengan pola proccess oriented. Tidak ada istilah lompat katak, atau shortcut, yang melulu bersifat result oriented. Tahapan ini secara garis besar dibagi menjadi 11 buah.
Garapan adalah tujuan yang ingin dicapai pada setiap tahapan diatas. Penekanan pada aspek-aspek tertentu, yang bukan melulu penguasaan atas bidang kognitif hardskills, namun terlebih lagi pada wilayah softskills, dimana aspek pembinaan karakter berada.
Think globaly but act localy, pengertiannya adalah berfikir jauh kedepan, namun bertahap serta tetap mengacu pada proses dalam pencapaian. Hal ini akan membuat tujuan di urai pada tahapan-tahapan prosesi, yang harus diikuti dengan konsisten dan konsekwen sesuai dengan pola proccess oriented. Tidak ada istilah lompat katak, atau shortcut, yang melulu bersifat result oriented. Tahapan ini secara garis besar dibagi menjadi 11 buah.
Garapan adalah tujuan yang ingin dicapai pada setiap tahapan diatas. Penekanan pada aspek-aspek tertentu, yang bukan melulu penguasaan atas bidang kognitif hardskills, namun terlebih lagi pada wilayah softskills, dimana aspek pembinaan karakter berada.
EKSISTENSI BERKAKI TIGA.
Setimbang dan harmonis itu bukan dualisme, alias pemikiran mendua seperti kiri dan kanan saja. Tetapi harus ada nya titik ketiga, yang tepat berada “ditengah” diantara keduanya. Yang menghubungkan antara pihak kiri dan kanan. Ketidaan titik “tengah” atau aspek ketiga, akan membuat kiri dan kanan bersifat ekstrim, dan bergerak saling menjauh karena adanya perbedaan, sehingga melahirkan ekstrimisme yang ujungnya adalah nihilis yang saling menghancurkan.
Sehingga banyak orang yang berpendapat bahwa eksistensi haruslah berkaki tiga. Seperti contoh Waktu : kemaren, sekarang dan besok. Ruang : disana, disini, didalam. Atom : proton, neutron, elektron. Pemerintahan : yudikatif, eksekutif, legislatif. Budaya : Rama, resi, ratu. Badui dalam : Cikeusik, Cikertawana, Cibeo.
Penyatuan dua segitiga, seperti ruang - waktu, menjadi bentuk segi enam atau hexagon. Sebuah bentuk geometris yang paling efisien dalam bahan, namun paling efektif dalam cakupan ruang. Seperti layaknya sarang lebah.
Setimbang dan harmonis itu bukan dualisme, alias pemikiran mendua seperti kiri dan kanan saja. Tetapi harus ada nya titik ketiga, yang tepat berada “ditengah” diantara keduanya. Yang menghubungkan antara pihak kiri dan kanan. Ketidaan titik “tengah” atau aspek ketiga, akan membuat kiri dan kanan bersifat ekstrim, dan bergerak saling menjauh karena adanya perbedaan, sehingga melahirkan ekstrimisme yang ujungnya adalah nihilis yang saling menghancurkan.
Sehingga banyak orang yang berpendapat bahwa eksistensi haruslah berkaki tiga. Seperti contoh Waktu : kemaren, sekarang dan besok. Ruang : disana, disini, didalam. Atom : proton, neutron, elektron. Pemerintahan : yudikatif, eksekutif, legislatif. Budaya : Rama, resi, ratu. Badui dalam : Cikeusik, Cikertawana, Cibeo.
Penyatuan dua segitiga, seperti ruang - waktu, menjadi bentuk segi enam atau hexagon. Sebuah bentuk geometris yang paling efisien dalam bahan, namun paling efektif dalam cakupan ruang. Seperti layaknya sarang lebah.
TAHAPAN PENDIDIKAN DASAR.
A. TAHAPAN DASAR
1. Seleksi minat dan bakat.
Berisi proses pendaftaran, pengecekan kesehatan, proses adminstrasi legal, seperti penyiapan surat pakta intergritas dll. Semua bersifat sukarela, tak ada paksaan, dan hanya ditujukan pada mereka yang mempunyai bakat dan minat.
2. Penyamaan persepsi.
Tahapan ini umumnya diberikan dalam sesi-sesi pra-diklat. Berupa pembelajaran tahap awal, untuk menyamakan persepsi, standarisasi terminologi, simulasi atau eksperimental learning dan sekaligus pra-kondisi untuk menuju praktek lapangan.
3. Standarisasi kualifikasi.
Berupa praktek langsung ke lapangan. Umumnya dalam bentuk perjalanan gunung-hutan. Metoda yang digunakan yaitu imersion learning, alias pola ekspindensial learning, dimana peserta mengalami pengalaman realitas yang sesungguhnya, saat tepat berada di alam terbuka.
GARAPAN DASAR.
Pada tahapan dasar, ada 3 aspek pokok yang menjadi prioritas utama, yaitu melatih WILL ( kemauan ), DRILL ( pengulangan ) serta SKILLS ( keahlian ). Kembali pada pola segitiga eksistensi diatas sbb :
WILL = adalah modal utama , yang dituangkan dalam bentuk DRILL demi mencapai SKILLS
DRILL = adalah alat utama, dimana WILL dibentuk menjadi sebuah keahlian teknis SKILLS.
SKILLS = adalah hasil dari WILL yang ditempa oleh metoda DRILL.
A. TAHAPAN DASAR
1. Seleksi minat dan bakat.
Berisi proses pendaftaran, pengecekan kesehatan, proses adminstrasi legal, seperti penyiapan surat pakta intergritas dll. Semua bersifat sukarela, tak ada paksaan, dan hanya ditujukan pada mereka yang mempunyai bakat dan minat.
2. Penyamaan persepsi.
Tahapan ini umumnya diberikan dalam sesi-sesi pra-diklat. Berupa pembelajaran tahap awal, untuk menyamakan persepsi, standarisasi terminologi, simulasi atau eksperimental learning dan sekaligus pra-kondisi untuk menuju praktek lapangan.
3. Standarisasi kualifikasi.
Berupa praktek langsung ke lapangan. Umumnya dalam bentuk perjalanan gunung-hutan. Metoda yang digunakan yaitu imersion learning, alias pola ekspindensial learning, dimana peserta mengalami pengalaman realitas yang sesungguhnya, saat tepat berada di alam terbuka.
GARAPAN DASAR.
Pada tahapan dasar, ada 3 aspek pokok yang menjadi prioritas utama, yaitu melatih WILL ( kemauan ), DRILL ( pengulangan ) serta SKILLS ( keahlian ). Kembali pada pola segitiga eksistensi diatas sbb :
WILL = adalah modal utama , yang dituangkan dalam bentuk DRILL demi mencapai SKILLS
DRILL = adalah alat utama, dimana WILL dibentuk menjadi sebuah keahlian teknis SKILLS.
SKILLS = adalah hasil dari WILL yang ditempa oleh metoda DRILL.
B. TAHAPAN BIMBINGAN.
4. Meningkatkan kompetensi.
Tahapan ini umumnya dalam bentuk masa bimbingan ( mabim ) paska gunung hutan. Diberikan materi ilmu lanjutan yang lebih pada bentuk pengayaan ( enrichment ) dari pola standard dasar kualifikasi. Peserta didik lebih memahami dasar keilmuan yang dimilikinya, termasuk inter-relasi antar keilmuan.
5. Penentuan posisi.
Tahap ini merupakan uji coba, apakah dasar kualifikasi dan kompetensinya sudah mencukupi, yaitu melalui masa pengembaraan awal. Pulang dari pengembaraan mereka harus membuat laporan perjalanan yang akan di uji dalam sidang . Laporan perjalanan ini sesungguhnya adalah pengejawantahan dari aspek positioning peserta. Baik dari sudut-pandang yang bersifat khas keilmuan, maupun cara-pandang / paradigmatik peserta, atas pengalaman realitasnya sendiri saat mengembara di alam terbuka.
Setelah lulus dari ujian sidang, mereka berhak atas nomor registrasi anggota organisasi, serta menjadi anggota penuh.
GARAPAN MASA BIMBINGAN.
Pada masa bimbingan, 3 aspek yang dilatih adalah sadar padfa LOCUS ( lokasi ), FOCUS ( tujuan ), serta MODUS ( cara ).
FOCUS = adalah tujuan dan sasaran utama, dimana LOCUS harus diketahui dengan pasti, dengan melalui MODUS yang sesuai, seperti pola resection umpamanya.
LOCUS = adalah kesadaran posisi dimana kita berpijak saat ini, dimana dengan MODUS tertentu, maka FOCUS tujuan akan bisa dicapai.
MODUS = adalah sebuah cara / metoda, agar LOCUS kita saat ini, tetap mengarah pada FACUS, atau tujuan akhir yang sesungguhnya.
4. Meningkatkan kompetensi.
Tahapan ini umumnya dalam bentuk masa bimbingan ( mabim ) paska gunung hutan. Diberikan materi ilmu lanjutan yang lebih pada bentuk pengayaan ( enrichment ) dari pola standard dasar kualifikasi. Peserta didik lebih memahami dasar keilmuan yang dimilikinya, termasuk inter-relasi antar keilmuan.
5. Penentuan posisi.
Tahap ini merupakan uji coba, apakah dasar kualifikasi dan kompetensinya sudah mencukupi, yaitu melalui masa pengembaraan awal. Pulang dari pengembaraan mereka harus membuat laporan perjalanan yang akan di uji dalam sidang . Laporan perjalanan ini sesungguhnya adalah pengejawantahan dari aspek positioning peserta. Baik dari sudut-pandang yang bersifat khas keilmuan, maupun cara-pandang / paradigmatik peserta, atas pengalaman realitasnya sendiri saat mengembara di alam terbuka.
Setelah lulus dari ujian sidang, mereka berhak atas nomor registrasi anggota organisasi, serta menjadi anggota penuh.
GARAPAN MASA BIMBINGAN.
Pada masa bimbingan, 3 aspek yang dilatih adalah sadar padfa LOCUS ( lokasi ), FOCUS ( tujuan ), serta MODUS ( cara ).
FOCUS = adalah tujuan dan sasaran utama, dimana LOCUS harus diketahui dengan pasti, dengan melalui MODUS yang sesuai, seperti pola resection umpamanya.
LOCUS = adalah kesadaran posisi dimana kita berpijak saat ini, dimana dengan MODUS tertentu, maka FOCUS tujuan akan bisa dicapai.
MODUS = adalah sebuah cara / metoda, agar LOCUS kita saat ini, tetap mengarah pada FACUS, atau tujuan akhir yang sesungguhnya.
C. TAHAPAN LANJUTAN.
6. Penggambaran visi.
Setelah posisi sebagai anggota muda didapat, maka akan segera tergambar bentuk visi kedepan. Sebuah gambaran ideal yang visioner, dimana fungsi dan pemeranan kita, mendapatkan tempatnya yang sesuai dan harmonis, didalam gambaran peta keseluruhan tadi.
7. Penjabaran missi.
Sebuah cita cita tak akan tercapai, jika tidak ada realisasinya. Cita-cita visioner adalah sebuah gambaran ideal dalam ruang kesadaran, yang harus diurai lalu dimaterialisasi dalam ruang-waktu. Yaitu dalam bentuk tindakan-tindakan bertahap dalam bentuk missi yang terukur.
6. Penggambaran visi.
Setelah posisi sebagai anggota muda didapat, maka akan segera tergambar bentuk visi kedepan. Sebuah gambaran ideal yang visioner, dimana fungsi dan pemeranan kita, mendapatkan tempatnya yang sesuai dan harmonis, didalam gambaran peta keseluruhan tadi.
7. Penjabaran missi.
Sebuah cita cita tak akan tercapai, jika tidak ada realisasinya. Cita-cita visioner adalah sebuah gambaran ideal dalam ruang kesadaran, yang harus diurai lalu dimaterialisasi dalam ruang-waktu. Yaitu dalam bentuk tindakan-tindakan bertahap dalam bentuk missi yang terukur.
GARAPAN MASA LANJUTAN.
Ada 3 aspek penting yang menjadi acuan saat posisi keanggotaan sudah dicapai, yaitu aspek VIEW ( pandangan ), VALUE ( nilai ) serta VIRTUE ( kebaikan ).
VIEW = adalah sebuah bentuk penggambaran ( vission ) yang tetap harus dipelihara dikalangan anggota. Dimana isinya adalah VALUE, atau nilai-nilai dasar , yang mengutamakan VIRTUE alias manfaat kebaikan bagi lingkungan disekitar.
VALUE = adalah nilai-nilai substansial, yang tergambar dalam bentuk VIEW ( visi - pra ), maupun VIRTUE berupa manfaat sesudahnya ( aplikasi - paska )
VIRTUE = adalah acuan pokok dan tujuan akhir, baik sejak berupa VIEW maupun inti dari VALUE itu sendiri, yaitu azas manfaat.
Ada 3 aspek penting yang menjadi acuan saat posisi keanggotaan sudah dicapai, yaitu aspek VIEW ( pandangan ), VALUE ( nilai ) serta VIRTUE ( kebaikan ).
VIEW = adalah sebuah bentuk penggambaran ( vission ) yang tetap harus dipelihara dikalangan anggota. Dimana isinya adalah VALUE, atau nilai-nilai dasar , yang mengutamakan VIRTUE alias manfaat kebaikan bagi lingkungan disekitar.
VALUE = adalah nilai-nilai substansial, yang tergambar dalam bentuk VIEW ( visi - pra ), maupun VIRTUE berupa manfaat sesudahnya ( aplikasi - paska )
VIRTUE = adalah acuan pokok dan tujuan akhir, baik sejak berupa VIEW maupun inti dari VALUE itu sendiri, yaitu azas manfaat.
D. TAHAPAN MANFAAT.
8. Rencana strategis
Sebuah rencana yang bersifat global, yang akan memakan durasi lama. Mungkin sekitar 5 tahunan. Aspek-aspek kelebihan yang kita miliki ( advantage ) harus menjadi dasar perencanaan yang utama.
9. Rencana taktis
Rencana taktis berdurasi lebih pendek, mungkin sekitar 1 tahunan. Intinya adalah rencana dari sebuah pergerakan ( movement ), sehingga advantages yang kita miliki menjadi lebih terlihat dan eksis.
10. Rencana teknis.
Berupa penjabaran ditingkat teknis operasional, dimana kebutuhan dan pemenuhannya lebih terukur dengan jelas. Bisa dalam durasi triwulan contohnya.
11. Pembuatan program-program aplikasi.
Rancangan teknis tadi di jabarkan dalam bentuk program program nyata, dimana tujuan, sasaran, kebutuhan, mekanisme, anggaran, dll, bisa dijabarkan dengan lebih rinci dalam bentuk variabel dan parameter tertentu. Durasi program bisa bulanan, mingguan, harian, dslb.
8. Rencana strategis
Sebuah rencana yang bersifat global, yang akan memakan durasi lama. Mungkin sekitar 5 tahunan. Aspek-aspek kelebihan yang kita miliki ( advantage ) harus menjadi dasar perencanaan yang utama.
9. Rencana taktis
Rencana taktis berdurasi lebih pendek, mungkin sekitar 1 tahunan. Intinya adalah rencana dari sebuah pergerakan ( movement ), sehingga advantages yang kita miliki menjadi lebih terlihat dan eksis.
10. Rencana teknis.
Berupa penjabaran ditingkat teknis operasional, dimana kebutuhan dan pemenuhannya lebih terukur dengan jelas. Bisa dalam durasi triwulan contohnya.
11. Pembuatan program-program aplikasi.
Rancangan teknis tadi di jabarkan dalam bentuk program program nyata, dimana tujuan, sasaran, kebutuhan, mekanisme, anggaran, dll, bisa dijabarkan dengan lebih rinci dalam bentuk variabel dan parameter tertentu. Durasi program bisa bulanan, mingguan, harian, dslb.
GARAPAN MASA MANFAAT.
Pada masa ini maka aspek yang mengemuka adalah “keterukuran” alias segala sesuatunya harus jelas, baik sejak ujung maupun pangkalnya. Sejak dari masa gagasan sampai penjabaran implementatifnya dilapangan. Konsep manajemen utama yaitu adanya kewenangan, pendelegasian sampai pertanggung-jawaban, yang semuanya harus jelas dan terukur.
Untuk itu, maka pertanyaan yang mendasar, yaitu Why, Where, When, Who, What dan How ( 5 W + 1 H ), harus diberikan dalam bentuk jawaban yang cepat, tepat, akurat, relevan serta konsepsional.
Pada masa ini maka aspek yang mengemuka adalah “keterukuran” alias segala sesuatunya harus jelas, baik sejak ujung maupun pangkalnya. Sejak dari masa gagasan sampai penjabaran implementatifnya dilapangan. Konsep manajemen utama yaitu adanya kewenangan, pendelegasian sampai pertanggung-jawaban, yang semuanya harus jelas dan terukur.
Untuk itu, maka pertanyaan yang mendasar, yaitu Why, Where, When, Who, What dan How ( 5 W + 1 H ), harus diberikan dalam bentuk jawaban yang cepat, tepat, akurat, relevan serta konsepsional.
F O R ...
Apapun yang telah kita jabarkan diatas, adalah dalam bentuk konten. Yang sesungguhnya hanyalah sebuah sistem-turunan atau derivat, dari konteks yang melingkupinya, selaku super system.
Konten tidak berarti apa apa jika tidak ada konteks yang melingkupinya. Sebuah kebenaran menjadi benar, jika ada super sistem yang membenarkannya. Anak hanya ada jika ada induknya. Begitu kebenaran bertingkat versi Kurt Godel, matematikawan pemenang Nobel.
Usaha apapun yang dilakukan, dari tahap ke 1 sampai 11. Lengkap dengan bidang garapannya, sesungguhnya adalah turunan dari 2C, yaitu Culture and Communication.
Apapun yang telah kita jabarkan diatas, adalah dalam bentuk konten. Yang sesungguhnya hanyalah sebuah sistem-turunan atau derivat, dari konteks yang melingkupinya, selaku super system.
Konten tidak berarti apa apa jika tidak ada konteks yang melingkupinya. Sebuah kebenaran menjadi benar, jika ada super sistem yang membenarkannya. Anak hanya ada jika ada induknya. Begitu kebenaran bertingkat versi Kurt Godel, matematikawan pemenang Nobel.
Usaha apapun yang dilakukan, dari tahap ke 1 sampai 11. Lengkap dengan bidang garapannya, sesungguhnya adalah turunan dari 2C, yaitu Culture and Communication.
Pecinta
alam dan para pegiat alam terbuka, sesungguhnya mewakili sebuah culture.
Sebuah budaya lengkap dengan tatanan nilai, etika, moral yang bersifat
alamiah, khas serta unik. Yang selama ini sudah kita rasakan manfaat
kebaikan didalamnya.
Pendidikan dasar adalah upaya untuk meng komunikasikan budaya tadi, sehingga semakin banyak orang dan pihak lain, agar bisa berjalan beriringan dengan nilai-nilai kultural alamiah yang ada.
Pendidikan dasar adalah upaya untuk meng komunikasikan budaya tadi, sehingga semakin banyak orang dan pihak lain, agar bisa berjalan beriringan dengan nilai-nilai kultural alamiah yang ada.
So brow ...
Let us, keep learning, and keep teaching.
Let us, keep learning, and keep teaching.
Yat Lessie.
terimakasih untuk remindernya kak
BalasHapusElever Agency