...dan mereka para pembenci dengan tanpa hati tidak akan berhenti mencaci maki. Maka, kita, anak-anak Mapala, yang di didik liarnya alam, tidur berbivak ponco, beralaskan tumpukan daun, terbangun dalam selimut kabut. Direndam pada suhu dingin pagi hari, merayap di rawa lumpur lalu berjalan longmarch puluhan kilometer; rasa-rasanya bukanlah lawan tanding sepadan buat mereka. Jangan habiskan energi kita menghadapi orang-orang yang sibuk saja menilai-nilai sampul buku kita, tapi ketika di tawari "Ayooo, ikut kami" mereka paling dulu ajukan alasan menolak sambil berlari sembunyi. Sudah, kita sudah biasa begini ; dilupakan kala berprestasi dan dicaci kala tertatih. Tak pantas pula kita membela diri jika memang ada kesalahan pada kita. Oknum sekalipun yang berbuat, mereka adalah bagian dari kita, besar dari lumpur yang sama, berjibaku dengan scraft yang sama, tertatih menegakkan bendera yang sama. Maka, mari instrospeksi, konsolidasi internal ke lembaga masing-